Trolling, yang biasa disebut dalam dunia internet dan teknologi, adalah praktik memicu perhatian negatif atau perilaku mengganggu secara online, sering kali melalui penggunaan pernyataan provokatif atau komentar yang menghasut yang dimaksudkan untuk mendapatkan reaksi dari orang-orang. Tergantung pada publikasi dan konteksnya, trolling dapat berkisar dari gangguan yang relatif tidak berbahaya atau olok-olok lucu hingga tindakan jahat seperti cyberbullying dan pelecehan online.
Trolling sering kali dianggap sebagai salah satu bentuk penindasan maya, karena dapat digunakan untuk menindas atau melecehkan orang, dan mirip dengan trolling di media lain, misalnya di forum online. Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari memposting komentar yang menghasut atau menyinggung secara online, dengan sengaja menyebarkan informasi yang salah, memposting konten yang salah atau tidak pantas, meniru identitas orang lain, dan memicu perdebatan di papan pesan atau di ruang obrolan.
Troll biasanya akan menggunakan taktik seperti pengalih perhatian, gangguan, umpan, dan serangan api untuk mencoba membuat pengguna daring lainnya bereaksi, sehingga sulit untuk menangani mereka secara efektif. Penanggulangan umum terhadap trolling online termasuk mengabaikan mereka dan menandai komentar dan postingan mereka, serta melaporkannya ke moderator dan administrator yang sesuai.
Dalam beberapa tahun terakhir, trolling telah menjadi begitu luas sehingga istilah ini digunakan untuk merujuk pada aktivitas online apa pun yang dianggap negatif atau mengganggu. Dalam beberapa kasus, trolling bahkan dapat meluas ke situasi kehidupan nyata, seperti “troll” yang melecehkan orang secara langsung atau merusak properti.
Trolling adalah masalah besar di dunia online, dan akan sangat sulit untuk memberantasnya tanpa adanya langkah-langkah yang tepat. Banyak situs web yang mempunyai kebijakan dan pedoman untuk membantu melindungi penggunanya dari trolling, dan penting untuk memahami kebijakan ini dan menganggapnya serius.
